Rumah adalah salah satu tempat impian keluarga dimana rasa aman, kenyamanan dan seluruh kenangan ada. Untuk memiliki rumah memerlukan pengeluaran yang cukup besar dan rumit karena memerlukan proses yang kompleks pada tingkat KPR tinggi serta pasar perumahan yang berfluktuasi.
Rachel Cruze, seorang pakar keuangan pribadi dan co-host dari podcast bisnis “Smart Money Happy Hour” memberikan rumus dari ayahnya sebelum membeli rumah pertamanya yaitu bebas dari utang serta membuat tabungan darurat selama tiga hingga enam bulan.
“Saya dan suami mencoba rumus tersebut. Saya mengerti bahwa itu sulit bagi sebagian orang karena adanya tagihan sekolah, dan jelas bahwa rata-rata perutangan di Amerika meningkat. Tetapi jika Kamu fokus meningkatkan penghasilan tanpa memiliki utang maka kamu akan merasa di posisi yang berbeda secara finansial,” Ungkap Cruze dikutip dari CNB
Jika Kamu belum mencoba dan mulai membangun dana darurat tentu akan memakan waktu. Selain itu bagi kebanyakan orang keluar dari utang akan jauh lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Namun, menurut Cruze tetap saja keduanya dibutuhkan sebelum membeli rumah. Berikut ini adalah sebab dari kedua alasan tersebut dan bagaimana Kamu dapat menggapai kedua rumus yang disarankan oleh pakar tersebut.
Tidak Memiliki Utang
Melunasi utang sebelum membayar rumah adalah masalah praktis. Bergantung dengan utang yang tinggi akan menyebabkan kamu ditolak mengajukan KPR atau mengakibatkan bunga yang tinggi sekalipun kamu memiliki skor kredit yang bagus.
Walaupun bebas utang adalah proses yang membosankan, tetapi bukanlah hal yang tidak mungkin. Misalnya seperti kasus di Amerika, yakni Jasmine Taylor yang berusia 31 tahun menggunakan strategi yang disebut “cash stuffing” dimana Ia melunasi pinjaman angsuran mahasiswa sebesar US$ 23,000 atau setara dengan Rp 345 Juta dan utang kartu kredit dan medis dalam setahun senilai US$ 9,000 atau setara dengan Rp 135 Juta
Cash Stuffing artinya Kamu hanya mengeluarkan uang yang Kamu punya dalam bentuk tunai. Praktisnya biasanya Kamu menggunakan metode zero-based budgeting. “Itu artinya Kamu memulai anggaran Kamu dari berapa pun nominal gaji yang Kamu punya, dan menggunakan tunai yang Kamu punya hingga nol” ungkap Taylor.
Strategi lain untuk melunasi utang adalah dengan metode bola salju dalam penyelesaian kartu kredit. Strategi ini yakni dengan cara melunasi saldo terkecil terlebih dahulu untuk membangun momentum.
Membuat Tabungan Darurat
Menabung untuk uang muka itu tidak mudah. Menurut laporan tahun 2022 dari National Association of Realtors, faktanya 29% pembeli rumah awam mengatakan menabung adalah hal paling menantang selama proses membeli rumah.
Tanggung jawab rumah tangga tentunya membutuhkan uang yang cukup banyak mulai dari biaya inspeksi, pembayaran KPR, biaya pindah, perbaikan, dan lain-lain. Namun, ketika Kamu akhirnya dapat mengumpulkan cukup uang, kamu akan merasa tidak ingin berhenti. Sehingga dari situlah dana darurat dibutuhkan.
Kamu dapat membuat dana darurat dengan berbagai cara. Jika Kamu menggunakan metode cash stuffing untuk keluar dari utang, Kamu dapat menggunakan taktik ini untuk menyalurkan uang ke rekening tabungan. Kamu juga mendapatkan uang lebih yang diterima dari bonus tahunan hingga pengembalian pajak ke tabungan daripada digunakan untuk belanja.
Cruze mengungkapkan bahwa metode penghematan apapun yang digunakan, yang paling penting adalah tetap memiliki ‘harapan yang realistis’.
“Memang membutuhkan tingkat kedewasaan hanya untuk melihat fakta dan berkata ‘Oke, terlepas bagaimana frustasi dan kesalnya saya, disinilah angka-angka yang tetap harus kita perjuangkan secara finansial. Mungkin ini bukanlah rumah yang Kamu bisa dapatkan empat tahun lalu, tapi inilah rumah yang bisa Kamu miliki hari ini”
Hitung-hitungan Hidup Frugal Biar Bisa Beli Rumah
Seorang wanita asal Jepang, Saki Tamogami, berhasil membeli rumah pertamanya di usia 27 tahun. Berkat menjalankan gaya hidup frugal, ia bisa menabung untuk beli rumah sejak usia 19 tahun.
Saking hematnya, Tamogami biasanya menghabiskan 200 yen atau Rp 21 ribu sehari (Kurs Rp 106,4). Ia memasak semua makanan di rumah dengan menu yang sederhana.
Nah, kira-kira berapa lama harus menjalankan gaya hidup frugal berbekal uang makan Rp 21 ribu sehari sampai bisa membeli rumah pertama?
Menurut Perencana Keuangan Andy Nugroho, menjalankan gaya hidup frugal dapat dilakukan untuk menabung buat beli rumah. Dengan uang makan Rp 21 ribu, seseorang perlu memasak makanannya sendiri dengan menu yang sederhana. “Makan sehari 21 ribu berarti sekali makan 7 ribu rupiah contoh misalnya ngeliwet sendiri, masak nasi sendiri di rumah yang bisa buat seharian,” ujar Andy
Ia pun mensimulasikan perhitungan menabung untuk membeli rumah secara tunai bagi yang berpenghasilan Upah Minimum Regional (UMR) sekitar Rp 5 juta. Dengan anggapan pengeluaran makan sekitar Rp 630 ribu untuk makan Rp 21 ribu sehari.
Lalu, hidup di rumah orang tua dan dekat tempat kerja. Jika menabung sebesar Rp 4 juta untuk beli rumah senilai Rp 150 juta, maka bisa membeli rumah dalam kurun waktu sekitar 4 tahun.
“Taruh lah maksimal Rp 1 juta untuk living cost dia, berarti dia bisa nabung Rp 4 juta. Bisa nggak kemudian saya beli rumah Rp 150 juta secara cash? Dibagi aja Rp 150 juta dibagi 4 juta per bulan, dapatnya misalnya 38 bulan. Pertanyaannya sanggup nggak orang tersebut menahan (menjalankan frugal living) selama sekitar 4 tahun?” jelasnya.
Kemudian, Andy mengatakan seseorang yang ingin membeli rumah pertama dengan skema tersebut perlu mengorbankan idealisme tentang rumah impian. Sebaiknya mencari rumah terjangkau dengan ukurannya tidak besar seperti rumah tipe 36. Sementara untuk lokasinya berada di kota-kota satelit dari Jakarta, misalkan Bekasi.
“Kalau beli properti apalagi rumah pertama, kadang kita butuh mengorbankan idealisme kita tentang rumah impian itu kayak gimana. Apalagi dengan harga properti yang makin naik,” ucapnya.
Selain itu, sebaiknya menginvestasikan uang yang ditabung agar tidak tergerus inflasi. Andy menyarankan membeli logam mulia dan investasi ke reksa dana pendapatan tetap atau campuran untuk jangka waktu 3-4 tahun.
Terpisah, Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting, Tejasari Asad CFP mengatakan semakin besar komposisi uang yang ditabung dari penghasilan akan semakin baik. Namun, hal ini tergantung pada kemampuan seseorang menjalankan gaya hidup frugal.
“Kalau kita nabung besar banget yang penting mencapai cita-cita sebenarnya setiap orang terserah aja. Komposisi menabung semakin bagus (itu) semakin bagus. Bahkan, kalau dia mau 90% dari gajinya untuk ditabung boleh aja tapi nggak setiap orang bisa begitu,” katanya.
Teja menghitung harga rumah yang dapat dibeli dalam waktu sepuluh tahun dengan gaji Rp 5 juta dan sesuai persentase uang yang sanggup ditabung. Awalnya ia menggunakan persentase menabung sebesar 40%, sehingga bisa membeli rumah seharga Rp 240 juta.
“Kalau nabung sebenarnya minimalnya adalah 10% ditambah dengan alokasi (seperti) cicilan 30%, jadi 40%, maka yang bisa dia tabung Rp 2 juta dari Rp 5 juta. Nah, Rp 2 juta kalau kita kumpulin setahun kan cuman dapat Rp 24 juga, kalau 10 tahun Rp 240 juta,” jelasnya.
Sementara kalau menabung sebesar 80% dari gaji, seseorang bisa membeli rumah seharga 480 juta dalam waktu 10 tahun. Akan tetapi, harga rumah akan naik seiring berjalannya waktu, maka ia menyarankan agar menginvestasikan uang tabungan.
“Jangan cuman ditabung, tapi harus diinvestasikan di produk yang lebih tinggi dari kenaikan harga rumah, jadi dia nggak kejar-kejaran dengan harga rumah karena harga rumah naik,” imbuhnya.
Sedangkan, Perencana Keuangan Aidil Akbar menghitung biaya makan dengan budget makan yang minim dan ditambah pengeluaran lainnya bisa habis Rp 2 juta, sehingga hanya bisa menabung sebesar Rp 3 juta.
“Anggaplah Rp 25 ribu sehari dikali 30 hari, (hasilnya) Rp 750 ribu itu baru makan, belum biaya tempat tinggal dan transport. (Kalau) Dia tinggal dengan orang tua, tapi transport Rp 500 ribu, sehingga sebulan (total pengeluaran) Rp 1,25 juta hingga Rp 1,5 juta. Belum kebutuhan yang lain, habis Rp 2 juta juga kan. Kalau habis Rp 2 juta dengan penghasilan UMR anggap Rp 5 juta, maka dia cuman bisa ngumpulin Rp 3 juta per bulan,” terangnya.
Apabila ingin membeli rumah secara cash seharga Rp 200 juta, maka dengan tabungan. Menurut Aidil, menabung beli rumah secara cash dengan gaji UMR dan gaya hidup frugal secara teori mungkin saja dilakukan. Namun, ia mengatakan secara praktek akan susah dijalankan karena harga rumah terus naik dan ketersediaan rumah yang harganya terjangkau sulit ditemukan.
“Secara teori bisa, tapi secara praktek apakah ada atau nggak rumah atau properti seharga segitu ya sulit,” pungkasnya.